JANGAN DIBACA

Hari ini, aku mencoba membuat paper craft setelah mendengar dari om tutor bahwa ada 4 langkah cara membuatnya. Namun, dia juga mengatakan bahwa langkah pertama tidak diawali dengan bismillah hatiku menjadi gelisah. Aku mulai memotong kertas dan melipatnya sesuai dengan panduan yang diberikan oleh om tutor. Aku berusaha keras agar kertas terlipat dengan rapi dan sesuai dengan bentuk yang diinginkan. Setelah beberapa saat, aku berhasil menyelesaikan paper craft tersebut. Namun, ketika aku pulang ke rumah aku menunjukkan hasil karyaku pada keluargaku dan menceritakan bahwa om tutor mengajarkan 4 langkah cara membuat paper craft namun langkah pertama bukan membaca bismillah jadi Aku merasa bersalah karena tidak memulainya dengan bismillah. Segera setelah itu, umi memintaku membaca bismillah sehingga aku merasa lebih tenang dan damai. Dari pengalaman ini, aku mengingat apa yang diajarkan guruku di sekolah bahwa selalu penting untuk memulai segala sesuatu dengan bismillah dan berdoa agar seg...

Jualan dengan sedekah

Mengajak orang bersedekah pastilah susah apalagi mengajar anak-anak SMA untuk berjualan dengan cara sedekah. Tidak semua orang bisa menerapkan hal ini, sulit ya? Suliiiiit banget....! Kenapa sulit? Apakah mereka yang berdagang itu bersedekah untuk mencari untung atau bener-bener ikhlas? Hanya anda dan Tuhan yang tahu. Singkat cerita setelah mengajar cara "Selling", ada suatu program "Perjalanan yang mendidik anak untuk survive di jalan dengan uang yang pas-pasan" semua anak mendapatkan tantangan untuk berjualan yang mana hasil jualannya untuk melanjutkan perjalanannya pulang kesekolah, posisi anak tersebut masih di UIN Ciputat dan Sekolah berada di Cipedak Jakarta Selatan. Pada pos ciputat, sang guru memberikan 12 Botol teh manis untuk dijual didaerah UIN Ciputat dengan misi "wajib habis 12 botol teh manis". Panas terik membakar kulit anak tersebut, dengan berjalan kaki dengan kelompoknya, ia menawarkan dagangannya tanpa henti mengelilingi ...

Dibawah naungan masjid Nabawi

Di sebuah petang yang sunyi di Madinah, aku, istriku, dan anak kami, Arsala, berkumpul di depan Masjid Nabawi. Kami telah merencanakan perjalanan ini sejak lama dan akhirnya saatnya tiba. Dengan hati yang penuh syukur, kami melangkah masuk ke dalam keagungan Masjid Nabawi. Cahaya senja memperlihatkan keindahan arsitektur yang mempesona, dan aroma harum zam-zam menyambut kedatangan kami. Aku menatap istriku, senyum kebahagiaan terukir di wajahnya. Kami berdua menggendong Arsala, yang menatap sekelilingnya dengan mata penuh kekaguman. Aku merasa terharu melihat keluargaku bersatu di tempat suci ini. Kami mencari tempat yang tenang untuk berdoa bersama sebagai keluarga. Sambil duduk di suatu sudut, aku mengingat bagaimana aku memberikan nama "Nabawi" kepada Arsala dengan harapan agar ia tumbuh menjadi pribadi yang memiliki sifat-sifat para nabi, saatnya untuk merasakan keberkahan dan kebahagiaan di tempat suci ini bersama keluarga tercinta. Kami menggenggam e...